Pokok utama
yang dikaji dalam filsafat adalah logika (tentang benar dan salah), etika
(tentangbaik dan buruk) dan estetika (tentang yang indah dan jelek). Filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) , dimana ilmu
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menunjukan cirri-ciri tertentu.
Administrasi
dapat didefinisakan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung dalam
definisi diatas.
Pertama,
administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya
sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur
tertentu, yaitu adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yag hendak
dicapai, adanya tugas adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan
dan perlemgkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu. Kedalam golongan peralatan
dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, pralatan materi serta sarana
lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan
hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Tegasnya administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena social.
Ilmu
administrasi negara, atau disebut ilmu administrasi publik adalah ilmu yang
mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi
di negara ini.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat
administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan
makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi
merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan
menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari
filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu
pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan
salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan
yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna
yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit
dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana
pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah
organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan
istilah komunitas masyarakat.
Berfilsafat
merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan
perasaan manusia. Pemikiran dan pemahaman ini senantiasa bersifat memantul
kepada diri sendiri untuk memahami pekerjaan, pikiran, dan perasaan tersebut.
Perasaan manusia selalu diarahkan untuk menelaah fenomena yang dialami oleh
manusia sehingga dapat melahirkan suatu pemikiran. Berfilsafat adalah merenungi
fenomena yang dihadapi oleh manusia,
kemudian melahirkan berbagai pertanyaan tentang fenomena itu.
Dapat dipahami bahwa korelasi antara
filsafat dengan administrasi terletak pada bidang kajiannya, yaitu sama-sama
mengkaji tentang manusia dan masyarakat.
“Theory X”:
1. Kebanyakan orang secara alami
menentang kerja dan bersifat malas. Oleh
karena itu, mereka harus diberi motivasi dengan perangsang dari luar.
2. Tujuan kebanyakan orang bertentangan
dengan tujuan organisasi, oleh karena itu orang harus diarahkan, diberi
motivasi, dipaksa, dikontrol agar supaya mempertanggungkan kesamaan mereka
dengan kebutuhan organisasi.
3. Kebanyakan orang didorang terutama
oleh perangsang-perangsang yang bersifat ekonomis. Karena sumber ekonomi organisasi ada di bawah pengontrolan para
mmenejer, para menejer memiliki alat kekuasaan untuk mendorong dan mengontrol
para pekerja, yang harus menerima secara pasif nasib mereka jika mereka
mengharapkan untuk mencapai imbalan-imbalan ekonomi.
4. Kebanyakan orang mencari kemananan
dan ingin menghindarkan tanggung jawab, oleh karena itu mereka rela menerima
pengarahan dari para manajer.
5. Perilaku didasarkan perasaan adalah
irasional, dan karena banyak orang berperilaku menguntungkan pada perasaan
mereka, mereka tidak dapat dipercaya untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri.
Tetapi mereka orang mampu mengontrol perasaan mereka dan berperilaku rasional.
Kerana organisasi harus mempertanggung jawabkan bahwa perasaan tidak bercampur
dengan rasio dan kebanyakan hal-hal yang berkenaan dengan ekonomi, perilaku
yang didasarkan pada perasaan mereka sebaik pikiran mereka.
Sumber:
Sutarto,
Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah
Mada University Press, 1986, h.98-100.
“Theory Y”:
1. Kebanyakan orang senang akan
bermacam-macam pekerjaan dan bersedia secara sukarela berupaya dengan kekuatan
mental dan fisik dalam melakukan pekerjaan.
2. Kebanyakan orang mempunyai
alasan-alasan lain dari pada sekedar alasan uang di dalam bekerja, dan
alasan-alasan ini pada akhirnya sama penting dengan alas an uang bagi mereka.
3. Kebanyakan orang mampu
mengarahkan dan mengontrol pekerjaan
mereka sendiri dalam mencapai tujuan organisasi yang mereka amanatkan.
4. Kebanyakan orang bersedia menerima
dan bahkan merusaha mencari tanggung jawab di bawah syarat-syarat yang pasti.
5. Kebanyakan orang lebih mampu menunjukkan
kemampuan kreativitasnya dan kecerdasannya dari pada mereka bekerja dalam
ikatan organisasi.
6. Kebanyakan orang ingin, mencari, dan
merasakan persahabatan, perhubungan saling membantu dengan orang lain.
Sumber:
Sutarto,
Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah
Mada University Press, 1986, h.100-10
.
Masih
menurut Sutarto, Teori Y, yaitu:
Di dalam
organisasi para pekerja pada umumnya senang bekerja, mereka merasakan kerja
sebagai hobi, bekerja dengan penuh keaktifan, rasa tanggung jawab yangbesar,
rajin disiplin, penuh rasa pengabdian, ada gairah untuk maju, selalu berusaha
menemukan cara kerja yang lebih baik, banyak gagasan baru dianjukan, para
pekerja lebih senang mengarahkan diri sendiri, mengontrol diri sendiri,
sehingga pengarahan yang dilakukan lebih bersifat mengikuti, pengontrolan
longgar, cara memimpin demokratis, banyak pelimpahan wewenang, banyak mengikut
sertakan bawahan dalam mengambil keputusan
“Teori Z”
Dipopulerkan
oleh Lyndall F. Urwick, intinya:
Bahwa
apabila semua dalam kondisi kerja yang baik, maka pengarahan yang dilakukan
sebaiknya mengambil segi baik dari teori X dan teori Y.
Pada suatu
saat seorang pemimpin memang orang harus menggunakan cara halus, hanya sedikit
mengontrol, memerintah dengan sikap permintaan, saran ataupun sukarela, lebih
bersifat menanyakan dari pada menegur, pada lain kesempatan seorang pemimpin
harus berani bertindak tegas, melakukan control secara ketat, memberi perintah tegas, menyalahkan, dan bahkan bila
terpaksa harus berani menghukum sesuai dengan kesalahan yang dibuat oleh
bawahannya.
Baik secara
halus maupun secara tegas kedua-duanya dilandasi suatu harapan bahwa tujuan
organisasi dapat tercapai dengan baik.
Sumber:
Robert
Fulmer, The New Management, McMillan Publi, McMillan Publishing Co, Inc, 1974,
p. 355.
Sutarto,
Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah
Mada University Press, 1986, h. 102-103.
“Teori Z”
William G.
Ouchi, mengemukakan, bahwa:
Produktivitas
akan meningkat apabila melibatkan pekerja.
Ciri-ciri
organisasi tipe Z:
Pola umum
masa jabatan yang panjang, berulang kali tegas melakukan pemeriksaan,
keseimbangan antara pemakaian system informasi manejemen modern, perncanaan formal,
menejemen berdasarkan sasaran, serta teknik kuantitatif lainnya dan penilaian
pokok personal didasarkan pengalaman, da tidk hanya data relevan yang dengan
segera.
Sumber:
Sutarto,
Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah
Mada University Press, 1986, h. 103.
Terlalu sering orang beranggapan bahwa tujuan, proses administrasi harus
selalu ditentukan oleh orang-orang yang bersangkutan langsung dengan
proses tersebut. Hal ini tidak benar karena tujuan yang hendak dicapai
dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses
administrasi itu. Tujuan dapat pula ditntukan oleh hanya sebagian dan
mungkin pula malah oleh seorang dari mereka yang terlibat. Akan tetapi,
bukanlah sesuatu hal yang mustahil pula bahwa orang lainlah yang
menentukan tujuan yang hendak dicapai.
Jika di
hubungkan dengan teori x,y,dan z maka dapat kita ketahui bahwa mata
kuliah filsafat administrasi sangat berperan penting dimana di
dalamnya di jelaskan bagaimana menjadi seorang leasdership yang baik dan
profesional . karena pemimipin yg baik dapat memotivasi
anggotanya(followers) menjadi seorang yang baik.