Sabtu, 01 November 2014

TUGAS UTS MK FILSAFAT ADMINISTRASI

Pokok utama yang dikaji dalam filsafat adalah logika (tentang benar dan salah), etika (tentangbaik dan buruk) dan estetika (tentang yang indah dan jelek). Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) , dimana ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menunjukan cirri-ciri tertentu.
Administrasi dapat didefinisakan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi diatas.
Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yag hendak dicapai, adanya tugas adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlemgkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu. Kedalam golongan peralatan dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, pralatan materi serta sarana lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena social.
Ilmu administrasi negara, atau disebut ilmu administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi di negara ini.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan istilah komunitas masyarakat.
Berfilsafat merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan perasaan manusia. Pemikiran dan pemahaman ini senantiasa bersifat memantul kepada diri sendiri untuk memahami pekerjaan, pikiran, dan perasaan tersebut. Perasaan manusia selalu diarahkan untuk menelaah fenomena yang dialami oleh manusia sehingga dapat melahirkan suatu pemikiran. Berfilsafat adalah merenungi fenomena yang  dihadapi oleh manusia, kemudian melahirkan berbagai pertanyaan tentang fenomena itu.
Dapat dipahami bahwa korelasi antara filsafat dengan administrasi terletak pada bidang kajiannya, yaitu sama-sama mengkaji tentang manusia dan masyarakat.
           
“Theory X”:
1.      Kebanyakan orang secara alami menentang kerja dan bersifat malas.  Oleh karena itu, mereka harus diberi motivasi dengan perangsang dari luar.
2.      Tujuan kebanyakan orang bertentangan dengan tujuan organisasi, oleh karena itu orang harus diarahkan, diberi motivasi, dipaksa, dikontrol agar supaya mempertanggungkan kesamaan mereka dengan kebutuhan organisasi.
3.      Kebanyakan orang didorang terutama oleh perangsang-perangsang yang bersifat ekonomis. Karena sumber ekonomi   organisasi ada di bawah pengontrolan para mmenejer, para menejer memiliki alat kekuasaan untuk mendorong dan mengontrol para pekerja, yang harus menerima secara pasif nasib mereka jika mereka mengharapkan untuk mencapai imbalan-imbalan ekonomi.
4.      Kebanyakan orang mencari kemananan dan ingin menghindarkan tanggung jawab, oleh karena itu mereka rela menerima pengarahan dari para manajer.
5.      Perilaku didasarkan perasaan adalah irasional, dan karena banyak orang berperilaku menguntungkan pada perasaan mereka, mereka tidak dapat dipercaya untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri. Tetapi mereka orang mampu mengontrol perasaan mereka dan berperilaku rasional. Kerana organisasi harus mempertanggung jawabkan bahwa perasaan tidak bercampur dengan rasio dan kebanyakan hal-hal yang berkenaan dengan ekonomi, perilaku yang didasarkan pada perasaan mereka sebaik pikiran mereka.
Sumber:  
Sutarto, Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah  Mada University Press, 1986, h.98-100.
“Theory Y”:
1.      Kebanyakan orang senang akan bermacam-macam pekerjaan dan bersedia secara sukarela berupaya dengan kekuatan mental dan fisik dalam melakukan pekerjaan.
2.      Kebanyakan orang mempunyai alasan-alasan lain dari pada sekedar alasan uang di dalam bekerja, dan alasan-alasan ini pada akhirnya sama penting dengan alas an uang bagi mereka.
3.      Kebanyakan orang mampu mengarahkan  dan mengontrol pekerjaan mereka sendiri dalam mencapai tujuan organisasi yang mereka amanatkan.
4.      Kebanyakan orang bersedia menerima dan bahkan merusaha mencari tanggung jawab di bawah syarat-syarat yang pasti.
5.      Kebanyakan orang lebih mampu menunjukkan kemampuan kreativitasnya dan kecerdasannya dari pada mereka bekerja dalam ikatan organisasi.
6.      Kebanyakan orang ingin, mencari, dan merasakan persahabatan, perhubungan saling membantu dengan orang lain.
Sumber:  
Sutarto, Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah  Mada University Press, 1986, h.100-10
.
Masih menurut Sutarto, Teori Y, yaitu:
Di dalam organisasi para pekerja pada umumnya senang bekerja, mereka merasakan kerja sebagai hobi, bekerja dengan penuh keaktifan, rasa tanggung jawab yangbesar, rajin disiplin, penuh rasa pengabdian, ada gairah untuk maju, selalu berusaha menemukan cara kerja yang lebih baik, banyak gagasan baru dianjukan, para pekerja lebih senang mengarahkan diri sendiri, mengontrol diri sendiri, sehingga pengarahan yang dilakukan lebih bersifat mengikuti, pengontrolan longgar, cara memimpin demokratis, banyak pelimpahan wewenang, banyak mengikut sertakan bawahan dalam mengambil keputusan
 
“Teori Z”
Dipopulerkan oleh Lyndall F. Urwick, intinya:
Bahwa apabila semua dalam kondisi kerja yang baik, maka pengarahan yang dilakukan sebaiknya mengambil segi baik dari teori X dan teori Y.
Pada suatu saat seorang pemimpin memang orang harus menggunakan cara halus, hanya sedikit mengontrol, memerintah dengan sikap permintaan, saran ataupun sukarela, lebih bersifat menanyakan dari pada menegur, pada lain kesempatan seorang pemimpin harus berani bertindak tegas, melakukan control secara ketat, memberi  perintah tegas, menyalahkan, dan bahkan bila terpaksa harus berani menghukum sesuai dengan kesalahan yang dibuat oleh bawahannya.
Baik secara halus maupun secara tegas kedua-duanya dilandasi suatu harapan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Sumber:  
Robert Fulmer, The New Management, McMillan Publi, McMillan Publishing Co, Inc, 1974, p. 355.
Sutarto, Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah  Mada University Press, 1986, h. 102-103.
“Teori Z”
William G. Ouchi, mengemukakan, bahwa:
Produktivitas akan meningkat apabila melibatkan pekerja.
Ciri-ciri organisasi tipe Z:
Pola umum masa jabatan yang panjang, berulang kali tegas melakukan pemeriksaan, keseimbangan antara pemakaian system informasi manejemen modern, perncanaan formal, menejemen berdasarkan sasaran, serta teknik kuantitatif lainnya dan penilaian pokok personal didasarkan pengalaman, da tidk hanya data relevan yang dengan segera.
Sumber:
Sutarto, Dasar-dasaar Kepemimpinan Administrasi, Gajah  Mada University Press, 1986, h. 103.
  
Terlalu sering orang beranggapan bahwa tujuan, proses administrasi harus selalu ditentukan oleh orang-orang yang bersangkutan langsung dengan proses tersebut. Hal ini tidak benar karena tujuan yang hendak dicapai dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses administrasi itu. Tujuan dapat pula ditntukan oleh hanya sebagian dan mungkin pula malah oleh seorang dari mereka yang terlibat. Akan tetapi, bukanlah sesuatu hal yang mustahil pula bahwa orang lainlah yang menentukan tujuan yang hendak dicapai.
 
           Jika di hubungkan dengan teori x,y,dan z  maka dapat kita ketahui bahwa mata kuliah filsafat   administrasi sangat berperan penting dimana di dalamnya di jelaskan bagaimana menjadi seorang leasdership yang baik dan profesional . karena pemimipin yg baik dapat memotivasi anggotanya(followers) menjadi seorang yang baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar